Tayangan Jaman Sekarang

4 comments
Okay, I want to start this post with a sentence and it is "I still don't know why I want to talk about it, suddenly.." wkwkkwkww.. okay2 too crispy and I'll stop this crispy sentence..

Tayangan Jaman Sekarang

Apa sih yang memenuhi tayangan televisi kita di saat-saat sekarang ini? Say that it is infotainment, reality show, sinetrons? I don't even know what is the aim or real purpose of it.
Infotainment bertebaran sepanjang hari, dan gw sadar akan hal itu suatu kali gw bolos sekolah dan sepanjang hari yang gw dapatkan di salah satu stasiun TV adalah infotainment and reality show!

Privasi kini sudah tak ada lagi di kalangan selebritis. Entah mereka yang ingin "ngetop" atau (sorry) correspondent infotainment itself yang terlalu "kepo"--dan kita yang suka nonton mungkin juga terkadang terbawa arus ikut menonton dan sibuk mengomentari sana sini kehidupan pribadi mereka. For an example mungkin kasus perceraian sebutlah si D dan si M; kecenderungan para ibu-ibu atau wanita-wanita lain suka menonton dan membaca artikel mereka di berbagai mass media (both on electronics or written medias) dan sibuk mengoceh tentang rumah tangga mereka, even though that's not our bussiness because that's their on life, not us. Beberapa dari selebritis yang tidak suka diekspos malah dikatakan menyembunyikan sesuatu atau dianggap sombong. Tidakkah lebih baik kalau apa yang diekspos mereka itu lebih dibatasi? Karena selebritis kan juga manusia, they eat rice just like what we usually eat. Namun parahnya lagi, seringkali those celebrities mendengar informasi yang masih kabar angin dan  mereka juga jadi terhasut padahal itu semua malah merugikan mereka sendiri.

Next is about reality show. Banyak sekali reality show yang (sorry) "menipu" para penonton. They have been such deceivers. Apa yang mereka pertontonkan seolah kurang mendidik dan beberapa kasus yang sering kita amati adalah bahwa yang mereka tayangkan adalah hasil rekayasa mereka sendiri (gw dapet info dari temen gw yang saudaranya pernah dibayar buat shooting ginian). Is it possible ketika kita mengikuti salah satu acara tersebut dan dengan saat yang sangat amat pas mantan / pacar atau siapalah yang berhubungan bisa memergoki kita? Maybe kalau hal ini terjadi hanya dalam satu kasus masihlah wajar, namun ini terjadi hampir di setiap acara tayang mereka. Infotainment mengobrak-abrik kehidupan pribadi orang khalayak atau setidak-tidaknya kalau memang itu semua rekayasa, mereka telah menunjukkan contoh yang tidak baik buat kita semua. APALAGI JAM TAYANGNYA SORE HARI SAAT WEEKEND. Bagaimana kalau para anak-anak menonton tayangan tersebut?

Sinetron dengan kisah-kisah "lebai" dan dibuat-buat semakin menjadi-jadi dan semakin menurunkan taraf perfilman di Indonesia. Mungkin beberapa dari mereka ada yang memiliki nilai-nilai hidup juga, but how many percents? Semakin diperburuk ketika storylinenya sangat menjeplak tayangan luar negeri (plagarism sangat diterapkan dengan baik). Ini semua semakin membuat Indonesia dianggap sebagai negara imitator. Can we just be an inovator not imitator? Bad habits para tokoh fiksi dalam tayangan tersebut bahkan seringkali kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan lelucon konyol kan?

Semoga acara tayang di televisi Indonesia bisa semakin heboh dan "lebai" deh :D :D lol

Biology Overdose - zygomycetes

0 comments
So bad I have injured by Biology-overdose.

I must find out 50 species of fungus including their characterictics, reproduction, morphology, size, taxonomy and somewhat. Print the pictures on glossy papers then stick it into albums. WTF.?!

Terlalu berat!! Untuk anak kelas X! dan bayangkan waktu yang dia kasih cuma 1 minggu. Parahnya lagi kalo gambarnya kurang bagus sedikit disuruh ulang :cry::cry: ~
Bu Artha, yang dengan sadisnya mengelompokkan kami semua ke dalam 4 kelompok di setiap kelas. Dan tahukah anda bahwa kelompok gw aja pake 3 album. Terus kalau 1 kelompok ada 3 album berarti satu kelas pake 12 album dan kalau tiap tahun dia ngumpulin 1 angkatan udah 12 ( album per kelas ) x (5 kelas) = 60 album? Kata Goz sih itu mau dibikin "The Tower of Fungus" LOL
I spent more or less Rp. 300.000,- for this and Goz and I sleep over 12 pm everyday this week!

It's so freakin' crazy, beside kelompok gw ada 10 orang dan yang kerja cuma 4 orang jadi efektifitas kelompok gw more or less cuma 40%?! Akhirnya gw ma Goz terpaksa nyari belasan spesies untuk menutupi kekurangan spesies yang my another teammates said mereka gak ketemu. Especially about this I thank Goz very much much muchh~! Without Goz I'll become a stupid one because I've no more partner for editting those pictures with Photoshop (only Goz) :).
I don't have enough time to finish all of my drawings, to manage my blog or even friendster.
I was just like.. such a nerd :cry::cry: ~
sorry DA :(:(

Kemarin 2 hari terakhir sebelum deadline kelas gw mau mengadakan demonstrasi ke Sr. Marissa namun sayangnya dia lagi pergi somewhere we don't know dan lebih tololnya lagi kita mau announce demo itu di CCTV dengan berpikir bahwa sepulang dinas suster bakal ngecek rekaman CCTV dimana kita berdemo -_-. wkwkwkwk..

Finally we've done this task truly madly deeply do ! (alah dah kayak lagu ajah )

and oh!
I just wanna say I HATE your task mrs. artha!
:stupidme::stupidme:

Amrozi

0 comments
well..
It's just a fiction which is made by myself and in this case anggap aja ini cuma "anekdot" [?]
sorry kepanjangan ^^



Amrozi

Kertak gigi penuh kesal, tangis, dan tawa memenuhi perasaan orang-orang yang mengenalnya. Amarah milik mereka yang membencinya, menghujatnya, atau bahkan merajamnya! Tangis milik keluarganya, dan mungkin orang yang menyesali perbuatannya? Dan tawa jelas bagi orang yang setuju tindakannya, mengajari dan menanamkan itu semua dalam hidupnya, bagi mereka kaum tersebut, berteriak dan mengucap syukur, meyakini bahwa misinya berhasil, dan ajaran mereka yang mendidik atau meracuni pikiran orang yang percaya. Namun orang yang mereka permasalahkan tidak peduli apa kata mereka, apa pikir mereka, apapun tentang di luarsana. Dia hanya yakin dan tetap yakin pada apa yang diajarkan kepadanya. Tercuci otaknya, dihasut pandangannya, kata mereka. Di sisi lain, hidupnya yang tak bisa diperkirakan lagi tak membuatnya sesak dada. Ia tetap tersenyum, dan tertawa selepas-lepasnya. Siapa tahu ia sedih? Mana tahu ia menyesal? Tidak ada yang tahu, ketika senyum tak lagi jadi bukti.
“Apa yang dia buat? Dia pikir itu cara masuk surga? Dia bunuh bukan hanya orang kafir tapi juga sesamanyaIndonesia yang tak tahu pokok masalahnya. Apa orang yang membunuh kafir masuk surga dan mereka yang kafir akan masuk neraka? Belum tentu! Semua agama menawarkan hal menggiurkan bila umat taat pada Tuhannya, dijanjikanlah surga bagi mereka yang percaya. Namun surga bukan hanya milik agama dia, harusnya dia tahu itu.” Sebut sebuah sumber di media.
Sedangkan, melihat pernyataan itu pendapat lain tak mau kalah memberi tanggapan: “Untuk mengerti cara pikir dia, anda haruslah seiman dulu dengannya, hidup di lingkungannya, berguru dengan guru-guru keagamaannya dan dicucilah otak anda seperti dia. Bagi kita yang mencari Tuhan yang sebenarnya, namun bagi dia mungkin dia mendewakan agamanya, memuja Tuhan dan tak peduli lagi kaum lain. Lalu dimana dia taruh Hukum Kedua Allah yang sama dengan itu ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri?”
Kalau semudah itu masuk surga, mengapa tak orang-orang yang berbuat ‘kriminal’ agama saja semua yang masuk kesana? Toh kriminal disini untuk membela nusa, bangsa dan agama. Lebih tepatnya agama! Meski nyatanya pergi ke surga lebih mudah dibandingkan pergi ke Roma yang butuh banyak uang, karena pergi ke surga dapat dilakukan dengan bermodalkan niat baik yang membuahkan perbuatan baik. Niat yang baik mungkin ada baginya namun tak lain lagi cara untuk membuatnya nyata selain menghancurkan tempat yang menurutnya jadi ajang berbuat maksiat dan membinasakan ratusan kafir berdosa itu.
Mari kita lihat keadaan si buah bibir. Meringkuk, mendekam, mengkhayal, dan sesekali terttawa. Tampak ia tak menyesali perbuatannya, ia senang, ia bahagia, ia siap mati demi agama. Ia tetap teguh pada idealismenya, dan tentu saja anti kaum barat.
“Ali Amrozi bin Haji Nurhasyim,” ucap sebuah suara, memecah keheningan ruang isolasi yang gelap, dan mencekam.
“Ya?” Sahutnya, santai seperti biasa.
“Mari keluar, sudah waktunya sekarang,” jawab suara itu yang ternyata milik petugas kepolisian.
Sedetik kemudian Amrozi beranjak bangun dan derit gembok ruang isolasi terdengar, tampaknya si petugas sedang membukakan pintu baginya. Ia menghirup udara bebas, dan rasanya ia senang ia bisa tinggal di ruang isolasi itu, karena dengan begitu ia lebih mensyukuri udara yang masih bisa dihirupnya dibandingkan orang yang sibuk dengan kesehariannya di luar sana. Sambil berjalan dengan langkah gontainya, ia tersenyum dan tertawa dalam hati, tak sabar ia menunggu pengadilannya di akhirat sana. Penasaran ia dengan gugatan-gugatan para malaikat disana.
“Bisakah tolong pakaikan tutup mata itu sekarang?” Tanyanya kepada petugas kepolisian yang menggiringnya menuju tempat terakhirnya.
“Tentu,” Jawab petugas itu mengiyakan karena dia sudah tidak peduli lagi tujuan Amrozi memintanya melakukan itu.
Gelap, tentu saja tak bisa dilihatnya apa-apa lagi. Lalu tiba ia di tempat dimana si petugas menyuruhnya berhenti dan diam. Ia disandarkan di sebuah tiang, dan diikatlah dia disana. Angin terus berhembus. Seakan membisikkan kata, dan perasaan aneh melanda dirinya. Ia ingat ini adalah detik-detik terakhirnya dapat memijak kaki di bumi ini. Dan dia mulai berpikir tentang keluarga para kafir itu, apa yah yang mereka rasakan? Dan saat dia ingin berkata tunggu sambil mengacungkan tangan..
“Dor!” Sebutir peluru menembus tubuhnya, sakit, rasanya sakit tertahan dan sepersekian detik kemudian rasa sakit itu hilang berganti rasa ringan. Ia sudah terlepas dari tubuh yang tak luput dari maut, ia sudah terlepas dari berbagai ancaman terhadap tubuhnya yang rentan itu. Kini, ia hanya melayang-layang, dan sampailah ke sebuah ruang hampa yang berwarna putih, seperti yang ia sering lihat dulu di film-film keagamaan. ”Apakah ini surga?” tanyanya dalam hati
“Tidak anakku, ini bukanlah surga, ini adalah perhentian sementara bagi orang-orang yang sepertimu,” jawab sebuah suara.
“Apa maksudnya?” tanya Amrozi bingung.
“Ini tempat kesaksian, tempat pengakuan, tempat pertobatan, sekaligus tempat dimana engkau akan merasakan betapa nikmatnya neraka,” jawab suara itu lagi yang ternyata milik seorang malaikat.
“Maksudnya, aku diadili?”
“Mungkin bisa dikatakan seperti itu, tapi tenang engkau tak akan disakiti disini, tunggu sebentar nanti aku kembali kesini,” jawab si malaikat itu.
Amrozi yang masih agak bingung akhirnya hanya berdiam diri dan mengangguk kepada malaikat itu. Iapun berjalan-jalan di sekitar sana dan melihat dua buah pintu di ujung ruangan itu. Di sebelah kirinya terlihat pintu merah berbingkai hitam dan pintu putih berbingkai cahaya di sebelah kanannya. Ia coba memasukki pintu yang terletak di sebelah kirinya terlebih dahulu, kira-kira sekitar 1 meter dari sana ia tertabrak suatu dinding yang tak dapat ia lalui, ia mencoba berkali-kali masihlah terulang hal yang sama, ia mencobanya pada menuju pintu di sebelah kanannya juga, namun yang terjadi adalah ia kembali tertahan 1 meter dari pintu kedua itu. Ia akhirnya merenung dan menyadari bahwa ruang hampa itu seolah membentuk selapis dinding tembus pandang. Seketika ia bosan dan melihat kearah bawah. Terkejut ia hingga sempat tergguncang tubuhnya, ia lihat disana wajah korban-korbannya sebelum dibunuhnya, sedang bermain riang disana, para turis dari berbagai Negara, ada orang Australia, Britania, Amerika, Jerman, Swedia, Belanda, Prancis, Denmark, Swiss, Brasil, Kanada, Korea, Jepang, Italia, Portugal, atau bahkan orang Indonesia sendiri, teman-teman sebangsanya. Ia juga lihat saat dia membom Bali bersama sekutu-sekutunya, serta amarah para keluarga korban dan keluarganya serta orang yang iba kepadanya. Orang yang memujinya, yang menangisi, memaki maupun mendoakannya. Tentu dipujilah dia oleh pemuka-pemuka agamanya, dia telah membela agamanya, ia memperjuangkan ajaran para petinggi agamanya. Ditangisi nasibnya oleh keluarga-keluarga yang masih tak paham jalan pikirnya. Dimaki ia oleh keluarga korban-korbannya, bahkan tidak hanya itu khalayak banyak juga ikut mengatainya, memperlakukan dia bagai hewan, dan didoakanlah dia oleh para orang yang prihatin terhadap dia dan masih berharap ia dapat kembali ke jalan yang benar. Namun semua itu adalah penantian yang sia-sia, semuanya sudah terjadi dan beras yang sudah menjadi nasi apalagi bubur tidak dapat kembali jadi butiran beras lagi, kan?
“Tidak, inilah saatnya kau melihat kebenaran yang sesungguhnya,” jawab si malaikat yang ternyata sudah kembali dali keperluannya yang entah apa itu.
“Aku adalah benar, dan agamaku adalah benar, Tuhan senang melihatku seperti para guru-guru keagamaanku, senang betul mereka punya murid sepandai aku,” sahut Amrozi sombong.
Seketika seberkas cahaya yang sungguh terang dan menyilaukan sampai disana, hangat rasanya di tubuh Amrozi, dan seberkas cahaya itu berbicara, berbicara kepada Amrozi.
“Selamat siang anak-Ku yang Kukasihi, Apa kabarmu hari ini?”
“Sungguh sangat baik, Allah! Aku senang akhirnya bisa bertemu Engkau dan ingin kudengar apa pendapatmu sendiri soal perbuatan kami itu, para kafir it uterus berceloteh bagai kodok saja, saling sahut menyahut yang intinya mencaci aku,”
“Memang perlu kau ketahui, aku senang dengar niat baikmu membela agama-Mu, tapi ada satu hal yang perlu kau perbaiki,”
“Apa? Itu apa? Adakah hal lain yang lebih mulia dari perbuatanku ini?”
“Mungkin bagi dirimu tidak, namun kau anggap apa Aku ini? Tuhanmu? Allahmu?”
“Tentu, Engkau Allah yang Mahatinggi, tak ada Tuhan yang setinggi diri-Mu. Apalagi Tuhan para kafir dan penyesat itu, Buddha, Dewa-Dewi mereka atau apapun.”
“Tidak, kau salah besar bila berpikir begitu. Tidak ada Tuhan para kafir atau penyesat itu, tidak ada apapun disini, yang ada hanyalah Aku,”
“Lalu dimana salahku? Sudah kusebut bahwa hanya Engkau satu-satunya Tuhanku yang paling hebat,”
“Kenyataan yang harus Kukatakan adalah, Aku, Buddha, atau Dewa-Dewi saudaramu yang kau sebut kafir itu adalah satu. Tuhan hanya satu. Kepada-Kulah kalian berdoa, dan setiap doa kalian sampai ke tempatku,”
”Aku masih tak mengerti apa maksudmu,”
“Tentu tak sulit bagi engkau, yang pandai beragama untuk memahami maksud kata-kata-Ku itu bukan, anak-Ku?
“Tak semudah itu… Aku tak bias hanya modal bicara,”
“Baiklah, tunggulah disini sebentar, kau boleh melihat sekelilingmu sambil memikirkan maksud dari perkataan-Ku,”
“Tunggu! Aku ingin menanyakan sesuatu kepada-Mu, Allah Yang Maha Tahu,”
“Ya, apa?”
“Pintu apakah itu di kedua sisi ruang hampa ini?”
“Kau tidak akan tahu hingga kau melihatnya sendiri.” Jawab Allah lalu Ia pergi.
Amrozi yang semakin penasaran akhirnya mencoba memasukki pintu putih berbingkai cahaya di kanannya. Perlahan ia dorong daun pintunya, hanya terdengar suara doa-doa, dan harum tubuh para biarawan dan biarawati yang khas. Mereka hanya berdoa disana, berjejer membentuk barisan, saling berhadapan dan mengucap kalimat demi kalimat memuji Tuhan.
“Benarkan apa kataku, pasti orang-orang seperti aku yang masuk kesini, ini pasti surga,” pikir Amrozi.
Lalu, Amrozi menelusuri jalan yang penuh orang-orang berdoa itu. Sejauh ia melihat, hanya para pendoa yang ada disini, jadi ia merasa jenuh dan sudah melihat semuanya. Berbaliklah sisi tubuhnya, ia keluar dari pintu itu dan coba masuk ke pintu merah berbingkai hitam. Musik berdendang kencang, ya, seperti di diskotik. Orang-orang berpesta dan berteriak-teriak tak karuan. Beberapa wanita menari di tengahnya. Sungguh suasana yang ramai.
“Pasti mereka yang banyak dosa masuk disini, ini tempat orang-orang murtad, tempat para orang yang berbuat maksiat,” kata Amrozi dalam hati.
Setelah ia lihat semua daripada itu, ia kembali ke ruang hampa sambil berpikir dan mencerna seluruh kata-kata Tuhan-Nya. Tiba-tiba terselip suatu jalan pikir lain di otaknya.
“Aah.. kalau di bumi aku sudah harus memuja Tuhan yang membingungkan itu untuk masuk surga, lalu untuk apa di surga aku masih harus memuja Dia? Lalu untuk apa selama di bumi ini aku setiap hari mengucap nama-Nya? Sedangkan orang-orang di neraka itu tetap menjalankan kenikmatannya seperti biasa! Tidak ada rasa bersalah ataupun penyesalan,”
Dan seketika itu, Tuhan kembali menemui Amrozi.
“Sudah cukup lama aku tinggal kau disini,”
“Kurasa begitu,”
“Aku tak akan Tanya apa kau sudah mengerti ataukah belum, karena Aku mempercayai Engkau bahwa sebagai manusia yang Ku-anugerahi kecerdasan seharusnya kau tahu,”
“Tentu, aku yang terpintar disbanding ciptaan-Mu yang lain, apalagi para kafir tolol itu,”
Tuhan tahu, bahwa Amrozi sudah melihat surga dan neraka itu meskipun Amrozi tidak menanyakan apa maksud surga dan neraka yang dilihatnya tadi kepada Dia. Dan Dia juga tahu bahwa Amrozi belum sepenuhnya mengerti dan meresapi ucapan-Nya tadi, jadi Ia melemparkan semuanya ini kembali ke Amrozi
“Baik, jadi kau ingin masuk neraka atau surga?”
“Surga,”
“Apa kau yakin ingin pilih masuk surga?”
Kembali terlintas pikirannya yang tadi bahwa surgalah justru yang tempat orang-orang munafik dan bodoh, Ia seperti ditipu Tuhan.
“Neraka saja, Tuhan?”
“Apa kau yakin ingin pilih masuk neraka?”
“Tentu, Allah Tuhanku,”
“Akan kupanggilkan seorang malaikat untuk mengantarmu kesana,”
Dan saat tiba di neraka, ia sudah tak sabar ingin melepas kedok sucinya yang selama ini ia pertahankan hanya untuk kembali berdoa di surga sana. Ia ingin bias mengecap nikmat keduniawian! Namun, terkejutlah ia ketika kembali tiba di neraka. Ruang siksalah telah menanti dia, tak dapat dikatakan lagi “nikmatnya” dunia disana. Iblis-iblis menunggui dia dan seketika menggandengnya masuk, ini tempat terlarang bagi malaikat.
“Lepaskan!” Teriak Amrozi.
“Maksudmu?” Jawab si iblis konyol.
“Apa-apaan ini? Kemana orang-orang berpesta tadi?”
“Maaf, dapat dikatakan bahwa neraka tadi hanya promosi, bukan promosi sih, bagaimana ya, susah untuk dijelaskan,”
“Sial!”
“Bukan begitu, bukan menipu,”
“Lalu apa namanya?”
“Setiap ada orang baru yang sampai di akhirat, pasti kami semua selalu melakukannya, kok,”
“Jadi, itu cobaan dari Tuhan untuk menguji iman para umat-Nya?”
“Ya, itulah maksud Dia,”
“Kau, lepaskan aku! Aku umat-Nya yang paling suci disini!”
“Siapakah engkau? Kau tak dapat berkompromi dengan kami, kaum iblis, hahaha,”
Saat itu juga si iblis berubah menjadi kasar terhadap Amrozi, ia bawa paksa Amrozi semakin dalam dari pintu neraka. Amrozi hanya bisa menyesali apa yang sudah dilihatnya tadi, namun ia yang hingga saat-saat terakhir belum menyadari kesalahannya itulah imbalan yang setimpal bagi dia. Berakhirlah ia di neraka.

Hari Pahlawan

5 comments
Nol, satu, dua dan delapan menjadi angka yang keramat hari ini. Mengapa? Ketika anda membaca judul dari tulisanku ini, tentu tak ayal pikiran anda akan melesat pada tanggal jatuh Hari Pahlawan.

Ya, tentu saja. Tak salah lagi perkiraan itu. Nol, satu, dua dan delapan membentuk suatu tanggal sakral, 10 - 10 - 2008 dibaca sepuluh November dua ribu delapan. Tapi, tahukah anda apa yang paling spesial pada hari ini?

Pasti anda tahukan, lagu project pop berjudul "Ingatlah Hari Ini"? Persis seperti itulah kita harus menggarisbawahi tanggal Hari Pahlawan.

Aku terinspirasi untuk menulis ini tepat saat aku menyanyi sekencang-kencangnya bersama seluruh teman di kelasku yang kebetulan hari ini bertugas menjadi paduan suara (koor) pada Upacara Bendera--Hari Pahlawan.

Ketika itu, kami menyanyi dengan suara nyaring, kencang, dan sesekali falseto merdu anak perempuan ataupun suara khas bas anak lelaki di kelasku mendominasi melantunkan lagu "Indonesia Raya", "Mengheningkan Cipta" dan "Satu Nusa Satu Bangsa".

Lagu pertama berjalan dengan tertib. Seluruh peserta upacara mengikutinya dengan baik. Mengangkat telapak tangan dan menghadap kepada Sang Merah Putih dengan dada terbusung tinggi. Kuperhatikan beberapa kaki yang diselubungi sepatu terkadang menggerakkan ibu jarinya tanda mengikuti ritme lagu tersebut. Mereka memang tampak mengagungkan bendera itu, sangat hormat.

Lagu kedua kami lantunkan dengan lantang dan aku mulai berpikir sesuatu yang rasanya sangat sepele tetapi berarti pula. Pak Win yang menjadi Pembina Upacara saat itu mengkomandoi seluruh peserta dengan berseru "Mengheningkan cipta, mulai.." tanda kami harus menundukkan kepala. Dalam hati aku berpikir, mereka hening, mereka diam, beberapa dari mereka ikut bersenandung kecil mengikuti suara koor kami. Tapi apa seluruh dari kami ikut menghayati masa itu dengan baik? Apabila anda tidak dapat menangkap poin yang kumaksud, bahwa apalah tujuan sesungguhnya dari bagian ini disisipkan dalam rangkaian Upacara Bendera? Kupikir, ini semua untuk mengenang jasa para pejuang yang telah gugur kan? Mari kita simak dahulu lirik di bawah ini dan cobalah resapi apa yang anda dapatkan dari sana:

Mengheningkan Cipta
Dengan seluruh angkasa raya memuja
Pahlawan negara
nan gugur remaja
Di ribaan bendera

Bela nusa bangsa

Kau kukenang wahai bunga putra bangsa

Harga, jasa, kau cahya pelita

Bagi Indonesia merdeka


Kita memuji mereka dan hormat lewat masa hening yang kita lalui ini karena mereka pahlawan yang membela negara hingga Indonesia merdeka, jika dirangkum bukankah itu yang kita dapatkan? Tapi dimana penghayatan kita? Aku akui bahwa sebelum aku berpikir tentang ini seringkali dalam hati aku hanya membatin kapan upacara ini akan selesai! Kakiku capai, gemetar, atau terkadang terasa gatal karena ada lalat atau serangga lain beterbangan di sekeliling kita. Atau rasa bosan serta ingin mengobrol dengan kawan di kanan dan kiri kita. Bahkan, saat amanat Pembina Upacara dimulai oleh si pembicara, kita seringkali sibuk sendiri dan memaki dalam hata "Ugh ! Apa dia mau kita pingsan?!"

Dalam setiap Upacara Bendera, khususnya hari ini, aku ingin mewujudkan rasa kagum terhadap pahlawan-pahlawan bangsaku sendiri, Indonesia. Bagi mereka yang pantang meyerah. Bagi mereka yang abdi terhadap tanah dan bangsanya. Bagi mereka yang meski di hadapannya terdapat dinding namun tetap diterjang tanpa memikirkan jalan pulangnya. Terlalu banyak nama pahlawan untuk dihapal, dan terlalu banyak tanggal-tanggal sejarah yang harus diingat dan seperti yang pada awal sudah kuucap: "Ingatlah Hari Ini". :)

Mulailah dari diri kita, heningkan masa mengenang pahlawan dengan baik, bukan hanya hari ini. Tetapi juga minggu selanjutnya, 2 minggu selanjutnya dan seterusnya. Harum nama pahlawan kita akan selalu dikenang. Sepanjang masa.

Obama Menang!

2 comments
Malam.
Shocking fact today is:
THE WINNING OF BARRACK OBAMA !

Horeee Obama menang!!
Kita memang bukan Americans, and meskipun Obama pernah SD di Menteng pun Indonesia gak kena bangganya ya.?
Tapi kita patut bersenang-senang ria.
Karena dilihat dari perencanaan yang telah dibuat oleh Obama, sepertinya dia mampu membawa USA in a better way, so..
the financial crisis--global crisis mungkin bisa sedikit demi sedikit diredam dan hilang.
Pastinya Indonesia akan ikut lega kan.?
And I guess, Barrack Obama akan membawa perubahan dibanding 8 tahun bersama si "Semak" di USA.
Why.? Because they came from different parties yang pasti Obama akan membawa visi misi yang berbeda dibanding Republicans.

Sekali lagi I want to review about how they count the result!
Mereka melihat dari kandidat mana yang sudah mencapai angka 270 dahulu, dan itulah Obama! - Hasil dari Yahoo.com updated every 5 minutes.
Di Yahoo juga bisa dicek Obama menang berapa persen di setiap province nya.
Meskipun yah, McCain juga ada memenangkan di beberapa provinsi tapi we should accept the fact that Obama won!

Then congratulations too all AMERICANS :)
*esp my friends on deviantart XP

hate that I love you

0 comments
Rihanna featuring Ne-Yo

That's how much I love you
That's how much I need you
And I can't stand you
Must everything you do make me wanna smile
Can I not like you for awhile? (No....)

But you won't let me
You upset me girl
And then you kiss my lips
All of a sudden I forget (that I was upset)
Can't remember what you did

But I hate it...

You know exactly what to do
So that I can't stay mad at you
For too long that's wrong
But I hate it...

You know exactly how to touch
So that I don't want to fuss and fight no more
Said I despise that I adore you

And I hate how much I love you boy
I can't stand how much I need you (I need you...)
And I hate how much I love you boy
But I just can't let you go
And I hate that I love you so..

You completely know the power that you have
The only one that makes me laugh

Said it's not fair
How you take advantage of the fact
That I... love you beyond the reason why
And it just ain't right, that

And I hate how much I love you girl
I can't stand how much I need you (yeah..)
And I hate how much I love you girl
But I just can't let you go
But I hate that I love you so

One of these days maybe your magic won't affect me
And your kiss won't make me weak

But no one in this world knows me the way you know me

So you'll probably always have a spell on me...

As how much I love you (as how much I need you)
As how much as I need you
As how much I love you
As how much as I need you

And I hate that I love you so
And I hate how much I love you boy
I can't stand how much I need you (can't stand how much I need you)
And I hate how much I love you boy
But I just can't let you go (but I just can't let you go no..)
And I hate that I love you so

And I hate that I love you so... so...

AAaa~~
lagunyaa baguuss!!
selain musiknya yang enak, liriknya juga bagus banget.
dinyanyiin seperti sedang sahut-menyahut.
If you listen to the music well, you'll know something the singer want to tell you.

okay then, gw gak akan nyebutin apa yang gw tangkap dari pesan di lagu ini,
so guess it by yourself =)